Tpz5TSMiTpOoGUr6TSAoGpYlTY==
Light Dark
Antisipasi Penumpukan Pasien DBD di RS, Dinkes Kab. Mojokerto Gencar Fogging

Antisipasi Penumpukan Pasien DBD di RS, Dinkes Kab. Mojokerto Gencar Fogging

Antisipasi Penumpukan Pasien DBD di RS, Dinkes Kab. Mojokerto Gencar Fogging
Daftar Isi
×


MOJOKERTO
(ragamjatim.id)–Pemkab Mojokerto melalui Dinas Kesehatan  memberi prioritas  khusus atas kenaikan kasus DBD pada tiga bulan terakhir dengan gerak cepat melakukan fogging dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Upaya ini guna menghindari penumpukan pasien rawat inap di RS (Rumah Sakit).


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr Ulum Rokhmat R., menjelaskan bahwa tren kasus DBD yang terus alami peningkatan menjadi atensi tersendiri pasca libur Lebaran. Sesuai instruksi pimpinan, optimalisasi puskesmas rawat inap pun harus dilakukan agar tidak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit.


’’Penanganan kasus DBD pasca  libur Lebaran saat ini perlu diwaspadai bersama. Apalagi trennya juga terus naik,’’ ungkap Kadinkes.


Sesuai catatan dinkes, tiga bulan terakhir penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini capai 126 kasus dari 165 suspek. Jika pada Januari ada 16 kasus, pada Februari melonjak menjadi 25 kasus. Lonjakan kasus kembali terjadi pada Maret dan april ini sebesar 85 kasus. Paling banyak kasus terjadi di Kecamatan Puri mencapai 36 kasus. Disusul, Kecamatan Trowulan 20 kasus dan Sooko 15 kasus. Lalu, ada Kecamatan Jetis. Sedangkan kecamatan yang  nihil kasus dbd ada di Kec.Trawas, Kutorejo dan Dawarblandong.


Masih keterangan dr. Ulum  adanya lonjakan kasus yang begitu masif di bulan April  ini membuat dinkes turut mewaspadai ketersediaan bed untuk penangan medis di RS. Sejumlah langkah pun harus diambil. Di antaranya, optimalisasi puskesmas rawat inap. Artinya, jika penanganan bisa dilakukan di puskesmas, tak perlu lagi di rujuk ke rumah sakit. 


’’Dengan optimalisasi IGD rumah sakit juga perlu kita lakukan dengan menambah ruang antara. Termasuk optimalisasi rawat inap cadangan di rumah sakit,’’ paparnya.


Sedangkan faktor penyebab terjadinya kenaikan kasus ini memang banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biakan nyamuk Aedes aegypti seiring intensitas hujan. Disisi lain  masyarakat kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sehingga masyarakat pun ditekankan untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus.


Selain melakukan fogging secara intensif, peran warga juga samgat diperlukan seperti kegiatan untuk menguras dan menyikat, menutup penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas, masyarakat juga harus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk. Kegitan lain seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, meletakkan pakaian bekas pakai ke dalam wadah tertutup, hingga menanam tanaman pengusir nyamuk.


’’Sebagai penanganan cepat, masyarakat juga harus mengenali tanda-tanda dan gejala, seperti nyeri kepala, nyeri belakang bola mata, nyeri otot hingga nyeri tulang. Setidaknya jika mempunyai gejala itu, diharapkan langsung periksaan ke layanan kesehatan,’’tegasnya.(*)

0Komentar