Jejak Misteri Leluhur: Mengungkap Candi dan Situs Purba yang Terlupakan di Jawa Timur
0 menit baca
RagamJatim.id - Di balik kemegahan situs-situs warisan Majapahit dan Kediri yang sering disebut dalam buku sejarah, tersembunyi sejumlah candi dan situs purbakala yang hingga kini menyimpan teka-teki masa silam. Terletak di berbagai sudut Jawa Timur, situs-situs seperti Candi Sumbernanas, Candi Sawentar II, Situs Sukosewu, Candi Tawangalun, Candi Medalem, Candi Dermo, dan Candi Keboireng menjadi saksi bisu dari bab-bab sejarah yang belum sepenuhnya terungkap.
Catatan dalam prasasti kuno, serat, dan laporan arkeolog era kolonial membuka celah misteri yang belum sepenuhnya diterangi cahaya penelitian modern.
1. Candi Sumbernanas – Bayangan Wangsa Kediri di Tengah Hutan
Terletak di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Candi Sumbernanas menghadap Gunung Kelud, seolah menyiratkan hubungan kosmis antara tempat suci dan alam semesta. Menurut catatan Poerbatjaraka dan Brandes, situs ini kemungkinan berkaitan dengan fase akhir Kerajaan Kediri, yang disebut dalam Prasasti Padelegan II (1171 M), ketika pembuatan bangunan suci dipusatkan di kawasan pegunungan untuk menghindari konflik.
Sayangnya, kondisi candi saat ini hanya menyisakan bagian kaki yang terbenam dalam tanah. Penelitian BPCB Trowulan menyebut adanya struktur bata kuno bergaya klasik-tengah (abad ke-11–12), dengan orientasi kosmologis khas Hindu-Siwa. Dalam serat Kandha Kediri yang ditulis ulang pada abad ke-18, disebutkan keberadaan "pertapan Sumbernanas" sebagai tempat resi pelindung Kerajaan.
2. Candi Sawentar II – Kembaran yang Terlupakan
Candi ini sering dianggap bayangan dari Candi Sawentar I yang lebih populer di Kabupaten Blitar. Namun Sawentar II menyimpan misteri yang justru lebih tua. Menurut laporan arkeolog Belanda R. D. M. Verbeek tahun 1906, Candi Sawentar II diyakini sebagai bagian dari kompleks pemujaan kuno untuk Bhattara Guru (Siwa) di era Singhasari awal.
Bentuk arsitekturnya mengarah pada pengaruh Jawa Tengahan, sebelum dominasi Majapahit. Dalam naskah Serat Wédatama Jawi Kuna, candi ini disebut sebagai tempat "kasangaskaran" (pembebasan) bagi putra-putra ksatria yang gugur dalam perang saudara Kadiri-Singhasari.
3. Situs Sukosewu – Pintu Gerbang Hilang ke Kota Air
Terletak di Bojonegoro, Situs Sukosewu hampir terlupakan dari radar arkeologi arus utama. Berdasarkan penelitian P. Veth dalam Java: Geographisch, Ethnologisch en Historisch Beschreven (1875), situs ini diyakini bagian dari struktur kota air kuno yang memiliki jaringan kanal dan kolam pemujaan.
Temuan struktur fondasi batu bata besar dan saluran air purba yang tertata menguatkan teori bahwa tempat ini dulu merupakan wilayah suci atau pelabuhan darat. Masyarakat sekitar menyebutnya "alas songo" atau hutan sembilan mata air, yang dalam Serat Panitisastra dikaitkan dengan tempat pemurnian sebelum seseorang menjadi resi atau empu.
4. Candi Tawangalun – Jejak Rahasia Era Transisi Majapahit ke Demak
Nama Tawangalun kembali mencuat lewat penelitian RagamJatim.id sebelumnya, namun misteri situs ini lebih dalam dari yang dibayangkan. Terletak di Desa Tawangalun, Blitar, candi ini disebut dalam Babad Tanah Jawi sebagai tempat perenungan salah satu tokoh penting transisi Hindu ke Islam, yang oleh beberapa versi disebut sebagai “Ki Gedhe Tawangalun.”
Batu-batu berserakan di lokasi menandakan adanya struktur berbasis Siwaistik. Menurut Serat Damarwulan, Tawangalun adalah tempat bertapanya raja Majapahit terakhir sebelum menyerahkan kekuasaan kepada keturunannya yang masuk Islam. Penelitian lapangan terakhir menunjukkan adanya pola geomansi khas Jawa Kuno yang mengarah ke puncak Gunung Pegat.
5. Candi Medalem – Persembunyian Sang Abdi Raja
Candi Medalem di Lamongan menyimpan cerita dari masa genting pasca kejatuhan Majapahit. Dalam Serat Pararaton, ada penyebutan tentang desa Medalem sebagai tempat pelarian “abdi dalem kasunanan” yang membawa relik-relik kerajaan. Situs ini ditemukan kembali dalam survei kolonial tahun 1932 oleh arkeolog J.L.A. Brandes, yang menemukan yoni terpendam dan fragmen arca Ganesha.
Penelitian arkeolog muda dari Universitas Airlangga menyebut Candi Medalem sebagai titik penting dalam jaringan pelarian politik Majapahit ke arah utara, menuju wilayah Lamongan dan Tuban.
6. Candi Dermo – Kode Rahasia Majapahit di Tengah Permukiman
Candi Dermo terletak di desa Candi Dermo, Sidoarjo. Meski tampak kecil dan terabaikan, candi ini diyakini sebagai lambang “dharmasala” (rumah pengetahuan) era Majapahit. Laporan Krom tahun 1915 menyebut adanya hubungan antara Candi Dermo dan pendidikan spiritual para brahmana kelana.
Arsitektur bata merah dan miniatur altar menunjukkan fungsinya sebagai tempat pendidikan rohani dan peristirahatan para peziarah. Teks Tantu Panggelaran menyebutkan tempat serupa sebagai “dharma pundi”, tempat menyimpan ajaran rahasia.
7. Candi Keboireng – Monumen Pemindahan Ibu Kota Tersembunyi
Terletak di Kabupaten Tulungagung, Candi Keboireng hampir tak dikenal publik. Namun dalam Prasasti Lawadan disebut bahwa wilayah Keboireng pernah menjadi tempat transit istana darurat saat bencana meletusnya Gunung Kelud. Candi ini diduga dibangun atas perintah raja perempuan dari Dinasti Isyana, mengacu pada laporan Holle dan Stutterheim di awal abad ke-20.
Struktur bangunan cenderung sederhana, tetapi fondasinya mengarah ke barat, tidak seperti candi-candi umumnya. Hal ini menguatkan teori bahwa Candi Keboireng adalah bagian dari penyesuaian kosmologis akibat gejala alam yang ekstrem di masa lalu.
Penutup: Situs Terlupakan, Pusaka yang Menanti Cahaya
Di tengah gemerlap narasi sejarah mainstream, situs-situs ini adalah pusaka sunyi yang menanti disentuh kembali oleh generasi baru. Mereka bukan sekadar tumpukan batu bata atau reruntuhan, tapi fragmen peradaban yang mencerminkan cara berpikir, beriman, dan bernegara masyarakat Jawa Kuno. Mungkin saatnya kita tidak lagi menunggu arkeolog dari luar negeri untuk mengungkapnya, sebab tanah ini menyimpan rahasia yang hanya bisa dibuka oleh tangan dan hati anak cucu negeri sendiri.
1. Candi Sumbernanas – Bayangan Wangsa Kediri di Tengah Hutan
Terletak di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Candi Sumbernanas menghadap Gunung Kelud, seolah menyiratkan hubungan kosmis antara tempat suci dan alam semesta. Menurut catatan Poerbatjaraka dan Brandes, situs ini kemungkinan berkaitan dengan fase akhir Kerajaan Kediri, yang disebut dalam Prasasti Padelegan II (1171 M), ketika pembuatan bangunan suci dipusatkan di kawasan pegunungan untuk menghindari konflik.
Sayangnya, kondisi candi saat ini hanya menyisakan bagian kaki yang terbenam dalam tanah. Penelitian BPCB Trowulan menyebut adanya struktur bata kuno bergaya klasik-tengah (abad ke-11–12), dengan orientasi kosmologis khas Hindu-Siwa. Dalam serat Kandha Kediri yang ditulis ulang pada abad ke-18, disebutkan keberadaan "pertapan Sumbernanas" sebagai tempat resi pelindung Kerajaan.
2. Candi Sawentar II – Kembaran yang Terlupakan
Candi ini sering dianggap bayangan dari Candi Sawentar I yang lebih populer di Kabupaten Blitar. Namun Sawentar II menyimpan misteri yang justru lebih tua. Menurut laporan arkeolog Belanda R. D. M. Verbeek tahun 1906, Candi Sawentar II diyakini sebagai bagian dari kompleks pemujaan kuno untuk Bhattara Guru (Siwa) di era Singhasari awal.
Bentuk arsitekturnya mengarah pada pengaruh Jawa Tengahan, sebelum dominasi Majapahit. Dalam naskah Serat Wédatama Jawi Kuna, candi ini disebut sebagai tempat "kasangaskaran" (pembebasan) bagi putra-putra ksatria yang gugur dalam perang saudara Kadiri-Singhasari.
3. Situs Sukosewu – Pintu Gerbang Hilang ke Kota Air
Terletak di Bojonegoro, Situs Sukosewu hampir terlupakan dari radar arkeologi arus utama. Berdasarkan penelitian P. Veth dalam Java: Geographisch, Ethnologisch en Historisch Beschreven (1875), situs ini diyakini bagian dari struktur kota air kuno yang memiliki jaringan kanal dan kolam pemujaan.
Temuan struktur fondasi batu bata besar dan saluran air purba yang tertata menguatkan teori bahwa tempat ini dulu merupakan wilayah suci atau pelabuhan darat. Masyarakat sekitar menyebutnya "alas songo" atau hutan sembilan mata air, yang dalam Serat Panitisastra dikaitkan dengan tempat pemurnian sebelum seseorang menjadi resi atau empu.
4. Candi Tawangalun – Jejak Rahasia Era Transisi Majapahit ke Demak
Nama Tawangalun kembali mencuat lewat penelitian RagamJatim.id sebelumnya, namun misteri situs ini lebih dalam dari yang dibayangkan. Terletak di Desa Tawangalun, Blitar, candi ini disebut dalam Babad Tanah Jawi sebagai tempat perenungan salah satu tokoh penting transisi Hindu ke Islam, yang oleh beberapa versi disebut sebagai “Ki Gedhe Tawangalun.”
Batu-batu berserakan di lokasi menandakan adanya struktur berbasis Siwaistik. Menurut Serat Damarwulan, Tawangalun adalah tempat bertapanya raja Majapahit terakhir sebelum menyerahkan kekuasaan kepada keturunannya yang masuk Islam. Penelitian lapangan terakhir menunjukkan adanya pola geomansi khas Jawa Kuno yang mengarah ke puncak Gunung Pegat.
5. Candi Medalem – Persembunyian Sang Abdi Raja
Candi Medalem di Lamongan menyimpan cerita dari masa genting pasca kejatuhan Majapahit. Dalam Serat Pararaton, ada penyebutan tentang desa Medalem sebagai tempat pelarian “abdi dalem kasunanan” yang membawa relik-relik kerajaan. Situs ini ditemukan kembali dalam survei kolonial tahun 1932 oleh arkeolog J.L.A. Brandes, yang menemukan yoni terpendam dan fragmen arca Ganesha.
Penelitian arkeolog muda dari Universitas Airlangga menyebut Candi Medalem sebagai titik penting dalam jaringan pelarian politik Majapahit ke arah utara, menuju wilayah Lamongan dan Tuban.
6. Candi Dermo – Kode Rahasia Majapahit di Tengah Permukiman
Candi Dermo terletak di desa Candi Dermo, Sidoarjo. Meski tampak kecil dan terabaikan, candi ini diyakini sebagai lambang “dharmasala” (rumah pengetahuan) era Majapahit. Laporan Krom tahun 1915 menyebut adanya hubungan antara Candi Dermo dan pendidikan spiritual para brahmana kelana.
Arsitektur bata merah dan miniatur altar menunjukkan fungsinya sebagai tempat pendidikan rohani dan peristirahatan para peziarah. Teks Tantu Panggelaran menyebutkan tempat serupa sebagai “dharma pundi”, tempat menyimpan ajaran rahasia.
7. Candi Keboireng – Monumen Pemindahan Ibu Kota Tersembunyi
Terletak di Kabupaten Tulungagung, Candi Keboireng hampir tak dikenal publik. Namun dalam Prasasti Lawadan disebut bahwa wilayah Keboireng pernah menjadi tempat transit istana darurat saat bencana meletusnya Gunung Kelud. Candi ini diduga dibangun atas perintah raja perempuan dari Dinasti Isyana, mengacu pada laporan Holle dan Stutterheim di awal abad ke-20.
Struktur bangunan cenderung sederhana, tetapi fondasinya mengarah ke barat, tidak seperti candi-candi umumnya. Hal ini menguatkan teori bahwa Candi Keboireng adalah bagian dari penyesuaian kosmologis akibat gejala alam yang ekstrem di masa lalu.
Penutup: Situs Terlupakan, Pusaka yang Menanti Cahaya
Di tengah gemerlap narasi sejarah mainstream, situs-situs ini adalah pusaka sunyi yang menanti disentuh kembali oleh generasi baru. Mereka bukan sekadar tumpukan batu bata atau reruntuhan, tapi fragmen peradaban yang mencerminkan cara berpikir, beriman, dan bernegara masyarakat Jawa Kuno. Mungkin saatnya kita tidak lagi menunggu arkeolog dari luar negeri untuk mengungkapnya, sebab tanah ini menyimpan rahasia yang hanya bisa dibuka oleh tangan dan hati anak cucu negeri sendiri.