Sedang Mecari Penghasilan Tambahan? Kamu Bisa Coba Memulai Budidaya Ikan Lele.
0 menit baca
Ragamjatim.id - Sedang mecari penghasilan tambahan? Kamu bisa coba memulai budidaya ikan lele. Dengan teknik pemijahan ikan lele menghasilkan bibit lele dapat dilakukan di rumah anda dan diharapkan menjadi penghasilan tambahan. Berikut ini tata cara budidaya lele untuk pemula sampai berhasil panen.
teknik pemijahan ikan lele secara lengkap, mulai dari seleksi induk hingga penetasan telur:
1. Seleksi Induk Lele
Ciri Induk Betina Siap Kawin:
- Perut membesar dan lembek ke arah anus
- Lubang genital memerah dan membulat
- Gerakan lamban dan sering berdiam di dasar kolam
- Alat kelamin memanjang dan kemerahan
- Gerakan agresif
- Bila dipijat dari perut ke anus, mengeluarkan cairan putih (sperma)
- Jantan dan betina minimal umur 8–12 bulan
- Bobot minimal: 0,8–1,5 kg
Digunakan pada pemijahan semi alami dan buatan.
Jenis Hormon:
Jenis Hormon:
- Ovaprim, Hipofisa, HCG
- Ovaprim: 0,5–1 ml/kg berat induk betina
- Jantan kadang tidak perlu disuntik
- Di bawah sirip punggung, sudut 45°
- Gunakan jarum suntik steril
- 8–12 jam hingga betina siap dipijahkan atau diperah
A. Pemijahan Alami
Langkah-langkah:
- Masukkan 1 pasang induk jantan dan betina ke dalam kolam pemijahan
- Tambahkan media sarang (paralon, ijuk, serabut kelapa)
- Biarkan semalam – betina mengeluarkan telur, jantan membuahi
- Angkat media setelah 12–24 jam dan pindahkan ke wadah penetasan
- Sederhana dan murah
- Tidak butuh peralatan khusus
Kekurangan:
- Tidak bisa mengontrol jumlah telur atau waktu pembuahan
Langkah-langkah:
- Seleksi induk → suntik hormon → tunggu 8–12 jam
- Masukkan ke kolam dengan media sarang
- Biarkan induk kawin dan bertelur
- Angkat telur dan pindahkan ke tempat penetasan
- Hasil telur lebih banyak dari metode alami
- Proses lebih terkontrol
Langkah-langkah:
- Seleksi dan suntik induk → tunggu 8–12 jam
- Stripping betina: telur diperah dari perut ke arah anus
- Pengambilan sperma jantan (kadang dengan pembedahan)
- Campurkan sperma dengan telur, aduk perlahan (pakai bulu ayam)
- Tambahkan air bersih atau larutan garam untuk aktivasi
- Telur dibuahi langsung dan dimasukkan ke inkubator/akuarium
- Hasil dan waktu sangat terkontrol
- Produksi telur maksimal
- Perlu keterampilan khusus
- Risiko stres/mati pada induk
Media Penetasan:
- Akuarium, nampan plastik, baki, atau bak semen
- Gunakan aerator untuk sirkulasi oksigen
- Suhu: 27–30°C
- pH: 6,5–7,5
Lama Penetasan:
1. Persiapan Kolam Pembenihan
- 24–36 jam (telur menetas menjadi larva)
- Setelah menetas, larva tidak perlu makan selama 2 hari (karena menyerap kuning telur)
- Hari ke-3: mulai diberi pakan alami seperti infusoria, kuning telur rebus, atau cacing sutra
- Ganti air 20–30% setiap hari untuk menjaga kualitas
- Induk jantan dan betina
- Kolam pemijahan
- Media sarang (paralon, ijuk)
- Jarum suntik dan hormon
- Baskom/wadah stripping
- Akuarium atau wadah penetasan
- Aerator
- Alat ukur suhu dan pH
1. Persiapan Kolam Pembenihan
Jenis Kolam:
• Kolam Terpal: Praktis, bersih, cocok untuk pemula.
• Kolam Semen: Tahan lama, mudah dikontrol.
• Bak Fiber: Bersih dan higienis, tapi lebih mahal.
Langkah Persiapan:
- Cuci kolam dengan sabun dan bilas hingga bersih.
- Sterilisasi: Gunakan larutan PK (kalium permanganat) atau jemur kolam selama 1–2 hari.
- Isi air: Setinggi 30–40 cm dan diamkan 2–3 hari agar gas beracun menguap.
- Tambahkan probiotik (opsional) untuk membantu keseimbangan mikroba air.
Ciri-ciri Benih Berkualitas:
- Umur 5–7 hari setelah menetas.
- Ukuran 1,5–2,5 cm.
- Gerakan aktif, warna cerah, tidak cacat.
- Aklimatisasi: Tempelkan kantong benih di kolam 15–30 menit.
- Buka perlahan dan biarkan benih keluar sendiri.
- Waktu penebaran: Pagi atau sore hari agar suhu tidak tinggi.
- Kepadatan ideal: 100–300 ekor/m² (tergantung sistem aerasi dan kualitas air).
Jenis Pakan:
- Umur 0–5 hari: kuning telur rebus halus / cacing sutra.
- Umur 6 hari ke atas: pelet halus (PF-500, PF-800), ukuran disesuaikan.
- Frekuensi: 3–5 kali sehari (pagi, siang, sore).
- Beri pakan secukupnya, jangan sampai mengendap dan mencemari air.
- Gunakan pakan dengan protein ≥ 30% untuk pertumbuhan optimal.
Parameter Ideal:
- Suhu: 28–32°C
- pH: 6,5–8
- Kadar oksigen: >3 ppm
- Amonia dan nitrit: <0,02 ppm
- Ganti 20–30% air setiap 2–3 hari atau jika air keruh/berbau.
- Gunakan air bersih dan tidak tercemar.
- Gunakan aerator (pompa udara) untuk menambah oksigen, terutama jika kepadatan tinggi.
Pencegahan:
- Jaga kualitas air.
- Beri pakan berkualitas dan tidak berlebihan.
- Karantina benih baru.
- Tambahkan garam ikan (1–2 gram/liter) saat benih tampak lemas.
- Pisahkan benih sakit/lemah.
- Gunakan larutan desinfektan (garam ikan, formalin, atau antibiotik ikan bila perlu).
Tujuan:
- Mencegah kanibalisme (lele sering memakan sesamanya).
- Menyeragamkan ukuran untuk pertumbuhan merata.
- Minggu ke-1 dan setiap minggu setelahnya.
- Gunakan serok atau saringan dengan ukuran berbeda.
Umur Panen:
- Umur 3–4 minggu.
- Ukuran 5–7 cm atau sesuai permintaan pasar.
- Kurangi air terlebih dahulu.
- Gunakan serok halus agar benih tidak terluka.
- Lakukan pada pagi atau sore hari.
Pengangkutan:
- Gunakan kantong plastik berisi air dan oksigen (1/3 air, 2/3 oksigen).
- Tambahkan sedikit garam atau es untuk mengurangi stres.
- Idealnya angkut benih tidak lebih dari 6 jam.
- Kolam (terpal/semen/fiber)
- Ember dan serok halus
- Aerator
- Termometer dan pH meter
- Pelet halus (PF series)
- Probiotik atau desinfektan