Update

Isanatunggawijaya & Kerajaan Kahuripan: Ketika Perempuan Mengemban Takhta dan Membuka Era Baru Jawa Timur

Di balik riwayat agung raja-raja Jawa Kuno yang ditulis dalam prasasti dan kitab, sejarah sering menyembunyikan nama-nama perempuan yang justru menjadi kunci perubahan zaman. Salah satu tokoh penting namun kurang disorot adalah Isanatunggawijaya

RagamJatim.id
- Di balik riwayat agung raja-raja Jawa Kuno yang ditulis dalam prasasti dan kitab, sejarah sering menyembunyikan nama-nama perempuan yang justru menjadi kunci perubahan zaman. Salah satu tokoh penting namun kurang disorot adalah Isanatunggawijaya, seorang ratu dari Wangsa Isyana yang tidak hanya memimpin, tapi juga mengawali kebangkitan kekuasaan Jawa Timur lewat pewarisan kekuatan kepada Kerajaan Kahuripan. Siapa dia, dan bagaimana pengaruhnya membentuk tapak kekuasaan yang bertahan hingga era Airlangga?

Isanatunggawijaya: Ratu Pertama dari Wangsa Isyana

Isanatunggawijaya adalah putri Mpu Sindok, pendiri Dinasti Isyana yang memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur sekitar tahun 929 M. Dalam Prasasti Gedangan (950 M) dan beberapa prasasti lain seperti Prasasti Pucangan, nama Isanatunggawijaya muncul sebagai penguasa yang memerintah setelah Mpu Sindok, sekaligus penerus sah Dinasti Isyana.

Yang menarik, dalam masyarakat Jawa Kuno yang patriarkal, Isanatunggawijaya tetap diakui sah sebagai pemegang takhta. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan di masa itu tidaklah sekadar pendamping, tetapi bisa menjadi penguasa dan pemangku kedaulatan sepenuhnya.

Kekuasaan dan Kebijakan Isanatunggawijaya

Sebagai ratu, Isanatunggawijaya:

Menyempurnakan struktur pemerintahan baru di Jawa Timur pasca perpindahan pusat kekuasaan dari Mataram.

Menjalin hubungan pernikahan strategis untuk menguatkan legitimasi dinasti salah satunya dengan tokoh bernama Lokapala, yang berasal dari keturunan bangsawan luar Jawa (kemungkinan India Selatan atau Bali).

Melahirkan putra bernama Sri Makutawangsa Wardhana, yang kelak menjadi raja dan meneruskan garis keturunan yang mengarah ke Airlangga.

Dari Isyana ke Kahuripan: Awal Era Airlangga

Garis keturunan Isanatunggawijaya sangat penting, karena darinyalah lahir generasi yang akan membangun Kerajaan Kahuripan, yaitu Sri Airlangga. Meski Airlangga bukan langsung putra Sri Makutawangsa Wardhana, ia adalah keturunan dari Wangsa Isyana, dan oleh karena itu, warisan politik, spiritual, dan budaya yang dibentuk oleh Isanatunggawijaya tetap mengalir dalam pemerintahannya.

Kahuripan, yang didirikan oleh Airlangga sekitar tahun 1019 M setelah keruntuhan Medang akibat serangan Wurawari, adalah bentuk restorasi kerajaan berbasis legitimasi Isyana. Dalam Prasasti Pucangan, Airlangga menyebut dirinya sebagai "ahli waris takhta yang sah" dari raja-raja sebelumnya, termasuk Mpu Sindok dan keturunannya.

Perempuan-perempuan Tangguh Lain di Jawa Kuno

Isanatunggawijaya bukan satu-satunya perempuan kuat dalam sejarah Jawa Kuno. Ada sejumlah tokoh lain yang membuktikan bahwa perempuan memiliki peran besar dalam arah sejarah:

1. Pramodhawardhani – Putri Samaratungga (Dinasti Syailendra) yang menjadi tokoh penting di balik pembangunan Candi Borobudur dan penyatuan Dinasti Syailendra-Sanjaya lewat pernikahannya dengan Rakai Pikatan.

2. Sri Maharajasa Dyah Kbi – Tokoh perempuan di era Panjalu (Kadiri) yang disebut dalam beberapa prasasti sebagai penjamin perdamaian politik.

3. Tribhuwana Tunggadewi – Penguasa Majapahit yang membawa Gajah Mada naik panggung dan memulai ekspansi besar-besaran, membuka jalan bagi kejayaan Hayam Wuruk.

Perempuan dalam sejarah Jawa bukan hanya pelengkap, tetapi agen perubahan dan peralihan zaman.

Warisan Isanatunggawijaya dalam Sejarah Nusantara

Jejak Isanatunggawijaya hari ini memang tak semegah Borobudur atau Trowulan, tetapi warisannya hidup dalam bentuk:

Stabilitas kekuasaan di awal Jawa Timur setelah runtuhnya Mataram Kuno.

Warisan dinasti yang mengantar pada lahirnya kerajaan-kerajaan besar seperti Kahuripan, Janggala, Panjalu, hingga Singhasari dan Majapahit.

Model kepemimpinan perempuan yang menjadi preseden penting dalam sejarah Nusantara, di mana ratu bisa memerintah tanpa kehilangan legitimasi.

Penutup: Dari Ibu Raja ke Penentu Zaman

Nama Isanatunggawijaya mungkin tak sering terdengar dalam buku pelajaran, tapi sejarah tak pernah lupa pada tangan-tangan yang menopang kejayaan. Ia bukan sekadar anak Mpu Sindok, bukan sekadar ibu dari keturunan Airlangga, tetapi fondasi kokoh lahirnya kerajaan-kerajaan besar di timur Jawa.

Di setiap prasasti yang menyebut Wangsa Isyana, di balik singgasana para raja besar seperti Airlangga dan Kertanegara, ada nama-nama perempuan seperti Isanatunggawijaya yang diam-diam menggenggam perubahan. Sejarah tak hanya milik mereka yang memegang pedang, tetapi juga milik perempuan yang membangun dari dalam diam.
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar