Update

Inggin Mendapatkan Tambahan Dengan Mencoba Aquaponik?

Inggin mendapatkan tambahan dengan mencoba Aquaponik? Konsep Dasar Aquaponik, Aquaponik adalah sistem pertanian terpadu yang menggabungkan akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah).

Ragamjatim.id
- Inggin mendapatkan tambahan dengan mencoba Aquaponik? Konsep Dasar Aquaponik, Aquaponik adalah sistem pertanian terpadu yang menggabungkan akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah).

Limbah organik dari ikan yang kaya amonia diolah oleh bakteri nitrifikasi menjadi nutrisi bagi tanaman, sementara akar tanaman membantu menyaring air agar bersih kembali ke kolam ikan.

Sistem ini membentuk simbiosis tiga arah antara:
  • Ikan menghasilkan limbah (amonia),
  • Bakteri mengubah limbah menjadi pupuk (nitrat),
  • Tanaman menyerap nitrat dan membersihkan air untuk ikan.
Komponen Dasar Sistem Aquaponik
1. Kolam Ikan
  • Bisa menggunakan bak fiber, kolam terpal, atau akuarium.
  • Ikan dibudidayakan dalam jumlah seimbang dengan tanaman untuk menjaga siklus nutrisi.
  • Kapasitas kolam tergantung jumlah tanaman: perbandingan idealnya 1 kg ikan untuk 3–5 m² tanaman.
2. Grow Bed (Wadah Tanam)
  • Tempat menanam tanaman. Umumnya berupa bak atau talang yang diisi media tanam (kerikil, hydroton, arang sekam).
  • Ditempatkan di atas atau sejajar kolam agar air bisa mengalir kembali.
3. Pompa Air
  • Mengalirkan air dari kolam ke grow bed.
  • Bisa otomatis (pakai timer) atau manual (dihidupkan saat tertentu).
  • Disarankan memakai pompa hemat listrik dan tahan lama.
4. Sistem Biofilter
  • Tempat hidup bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas & Nitrobacter).
  • Bisa dibentuk dari media seperti bioball, kerikil, atau sponge yang dialiri air dari kolam.
5. Pipa dan Instalasi
  • Pipa PVC dan selang menghubungkan kolam, grow bed, dan filter.
  • Desain aliran air bisa dibuat dengan gravitasi untuk efisiensi energi.
Siklus Nutrisi Aquaponik
  1. Ikan mengeluarkan limbah (feses dan urin) → mengandung amonia (NH₃)
  2. Bakteri nitrifikasi mengubah amonia menjadi nitrit (NO₂) lalu menjadi nitrat (NO₃)
  3. Nitrat digunakan tanaman sebagai sumber nitrogen untuk tumbuh
  4. Akar tanaman menyerap nutrisi dan menyaring air
  5. Air bersih mengalir kembali ke kolam ikan
Pengaturan Keseimbangan Sistem
Parameter Nilai Ideal
  1. Suhu air 24 – 30°C
  2. pH air 6.8 – 7.2
  3. Oksigen terlarut ≥ 5 mg/L
  4. Amonia (NH₃) < 0,5 ppm
  5. Nitrit (NO₂) < 1 ppm
Keseimbangan ini penting agar:
  • Ikan tetap sehat
  • Bakteri tetap aktif
  • Tanaman tumbuh optimal
Jenis Ikan yang Cocok
  • Lele: tahan banting dan cepat tumbuh
  • Nila: mudah dipelihara, rasa daging disukai
  • Gurami: cocok untuk skala besar
  • Koi & Mas: cocok untuk aquaponik hias dan edukasi
Tanaman yang Cocok Ditanam
  • Tanaman daun: selada, kangkung, bayam, sawi, pakcoy
  • Tanaman buah kecil: tomat, cabai, stroberi (perlu dukungan lebih dalam nutrisi dan pencahayaan)
Jenis Sistem Aquaponik

1. Media Bed System
  • Menggunakan grow bed berisi media kerikil atau hydroton.
  • Air dari kolam disiramkan secara berkala ke media ini.
  • Paling cocok untuk pemula.
2. NFT (Nutrient Film Technique)
  • Tanaman ditanam dalam pipa miring, dengan lapisan tipis air nutrisi mengalir terus-menerus.
  • Cocok untuk tanaman ringan dan berakar pendek (selada, bayam).
3. DWC (Deep Water Culture)
  • Akar tanaman mengambang langsung di air yang berisi nutrisi.
  • Memerlukan aerator untuk menjaga kadar oksigen dalam air.
4. Vertical Aquaponic
  • Sistem bertingkat, cocok untuk lahan sempit.
  • Tanaman disusun ke atas, air dialirkan dari atas ke bawah.
Langkah-Langkah Membuat Sistem Aquaponik Mini
  1. Siapkan wadah ikan (bak atau ember besar)
  2. Buat grow bed di atasnya menggunakan box plastik dan media tanam
  3. Pasang pompa air kecil untuk mengalirkan air ke grow bed
  4. Tanam bibit di media (gunakan rockwool/kerikil)
  5. Masukkan ikan (lele/nila) ke kolam
6. Rutin pantau pH, ketinggian air, dan perkembangan tanaman
Keuntungan Sistem Aquaponik
  • Dua panen sekaligus: ikan & sayuran
  • Hemat air: air bersirkulasi, tidak banyak terbuang
  • Bebas pupuk kimia dan pestisida
  • Cocok di lahan terbatas
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar