Candi Plaosan: “Taj Mahal” untuk Ratu Borobudur & Saksi Nikah Beda Agama Tertua Nusantara
Sejarah Candi Plaosan & Asal-usul Pembangunan Candi Plaosan
Plaosan diyakini menjadi simbol cinta dan toleransi beragama. Kompleks candi ini memadukan unsur Hindu dan Buddha dalam satu kawasan yang harmonis sesuatu yang jarang ditemukan di kompleks candi lain di Jawa.
Hubungan Rakai Pikatan & Pramodhawardhani
Candi Plaosan terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Berdasarkan prasasti dan penelitian arkeologi, candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Pembangunannya dikaitkan dengan Rakai Pikatan, raja dari Dinasti Sanjaya (Hindu), dan istrinya, Pramodhawardhani, putri dari Dinasti Syailendra (Buddha).
Plaosan diyakini menjadi simbol cinta dan toleransi beragama. Kompleks candi ini memadukan unsur Hindu dan Buddha dalam satu kawasan yang harmonis sesuatu yang jarang ditemukan di kompleks candi lain di Jawa.
Hubungan Rakai Pikatan & Pramodhawardhani
Sejarah mencatat, Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani menikah dalam perbedaan keyakinan: sang raja beragama Hindu Siwa, sedangkan sang ratu penganut Buddha Mahayana. Candi Plaosan dipercaya dibangun sebagai hadiah cinta Rakai Pikatan untuk Pramodhawardhani, sekaligus menjadi pusat ibadah umat Buddha pada masa itu.
Kisah ini menjadikan Candi Plaosan bukan hanya monumen bersejarah, tetapi juga simbol pernikahan beda agama tertua yang tercatat di Nusantara.
Untuk ulasan mendalam soal konflik dan rekonsiliasi dua dinasti ini, Anda bisa membaca juga artikel Sanjaya vs Syailendra: Dua Dinasti Besar Jawa.
Arsitektur & Keunikan Candi Plaosan
Arsitektur & Keunikan Candi Plaosan
Candi Plaosan Lor dan Kidul
Kompleks Plaosan terbagi menjadi dua bagian utama: Candi Plaosan Lor (utara) dan Candi Plaosan Kidul (selatan).
Candi Plaosan Lor merupakan kompleks utama dengan dua candi induk kembar. Dikelilingi oleh puluhan candi perwara dan stupa kecil, lor ini menjadi pusat aktivitas keagamaan.
Candi Plaosan Kidul lebih sederhana, kemungkinan berfungsi sebagai tempat pelatihan atau meditasi para biksu.
Perbedaan keduanya tidak hanya terletak pada ukuran, tetapi juga fungsi dan detail arsitektur. Relief di Plaosan Lor lebih kompleks, menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat, tokoh-tokoh Buddha, serta simbol Hindu.
Perpaduan Budha dan Hindu dalam Satu Kompleks
Kompleks Plaosan terbagi menjadi dua bagian utama: Candi Plaosan Lor (utara) dan Candi Plaosan Kidul (selatan).
Candi Plaosan Lor merupakan kompleks utama dengan dua candi induk kembar. Dikelilingi oleh puluhan candi perwara dan stupa kecil, lor ini menjadi pusat aktivitas keagamaan.
Candi Plaosan Kidul lebih sederhana, kemungkinan berfungsi sebagai tempat pelatihan atau meditasi para biksu.
Perbedaan keduanya tidak hanya terletak pada ukuran, tetapi juga fungsi dan detail arsitektur. Relief di Plaosan Lor lebih kompleks, menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat, tokoh-tokoh Buddha, serta simbol Hindu.
Perpaduan Budha dan Hindu dalam Satu Kompleks
Yang membuat Candi Plaosan unik adalah perpaduan dua unsur agama besar di Jawa Tengah kala itu. Arsitektur bangunan dan reliefnya memadukan ikonografi Buddha (stupa, arca Bodhisattva) dan Hindu (lingga-yoni, dewa Siwa).
Hal ini membuktikan tingginya tingkat toleransi dan politik pernikahan yang berhasil menyatukan dua dinasti besar.
Fakta Menarik Candi Plaosan
Fakta Menarik Candi Plaosan
“Taj Mahal” Versi Jawa Tengah
Julukan ini muncul karena kesamaan kisah cintanya. Jika Taj Mahal di India dibangun oleh Kaisar Shah Jahan untuk mengenang istrinya Mumtaz Mahal, maka Candi Plaosan dibangun oleh Rakai Pikatan sebagai bukti cinta pada Pramodhawardhani. Bedanya, Plaosan masih berfungsi sebagai tempat ibadah dan ziarah, bukan makam.
Saksi Nikah Beda Agama di Era Mataram Kuno
Julukan ini muncul karena kesamaan kisah cintanya. Jika Taj Mahal di India dibangun oleh Kaisar Shah Jahan untuk mengenang istrinya Mumtaz Mahal, maka Candi Plaosan dibangun oleh Rakai Pikatan sebagai bukti cinta pada Pramodhawardhani. Bedanya, Plaosan masih berfungsi sebagai tempat ibadah dan ziarah, bukan makam.
Saksi Nikah Beda Agama di Era Mataram Kuno
Sejarah candi plaosan untuk ratu borobudur ini mengabadikan momen penting pernikahan beda agama di masa lalu. Di tengah situasi politik dan perbedaan keyakinan, Plaosan berdiri sebagai saksi harmonisasi dua iman.
Bagi peneliti sejarah, ini menjadi bukti toleransi yang patut dikenang di tengah keberagaman Nusantara.
Lokasi & Akses Menuju Candi Plaosan
Lokasi & Akses Menuju Candi Plaosan
Candi Plaosan berlokasi sekitar 1 km dari Candi Prambanan.
Alamat: Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.
Aksesnya sangat mudah:
Tips Berkunjung ke Candi Plaosan
Alamat: Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.
Aksesnya sangat mudah:
- Dari Yogyakarta, sekitar 45 menit perjalanan menuju timur.
- Dari Solo, sekitar 1 jam perjalanan menuju barat.
- Transportasi umum tersedia, namun lebih fleksibel jika menggunakan kendaraan pribadi atau sewa.
Tips Berkunjung ke Candi Plaosan
Datang Pagi atau Sore Hari – Cahaya matahari pagi dan sore memberi nuansa dramatis pada foto panorama candi.
Candi Plaosan bukan sekadar situs arkeologi, tetapi simbol dari cinta, toleransi, dan persatuan yang melampaui batas agama. Di tengah gemerlap wisata modern, Plaosan mengajak kita menengok ke masa lalu untuk belajar tentang keberagaman yang pernah tumbuh subur di tanah Jawa.
- Kenakan Pakaian Nyaman – Area candi cukup luas, jadi siapkan alas kaki yang nyaman.
- Bawa Kamera – Banyak sudut fotogenik, termasuk relief detail yang kaya cerita.
- Hormati Aturan Setempat – Beberapa area merupakan zona suci, dilarang memanjat atau merusak struktur.
- Dengarkan Pemandu Lokal – Mereka punya kisah lisan yang tidak tertulis di buku sejarah.
Candi Plaosan bukan sekadar situs arkeologi, tetapi simbol dari cinta, toleransi, dan persatuan yang melampaui batas agama. Di tengah gemerlap wisata modern, Plaosan mengajak kita menengok ke masa lalu untuk belajar tentang keberagaman yang pernah tumbuh subur di tanah Jawa.
Bagi Anda pecinta sejarah, Plaosan adalah destinasi yang wajib ada dalam daftar kunjungan baik untuk mempelajari sejarah candi di Jawa Tengah maupun menikmati indahnya “Taj Mahal” versi Nusantara ini