Buka PIT V-2025, Imam Utomo Kembali Ingatkan Produksi Darah Sesuai Kebutuhan
0 menit baca
![]() |
Ketua PMI Jawa Timur H. Imam Utomo S ketika memberikan sambutan pada pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) V-2025-PDTDI se Jatim di Sheraton Hotel Surabaya, Kamis (15/5/2025) |
Surabaya, Ragamjatim.id – Ditengah Unit Donor Darah (UDD) PMI se Jawa Timur menyiapkan sertfikasi CPBO (Cara Pembuatan Obat yang Baik) kini muncul kegelisahan menyusul belum diakuinya reagen Mindray oleh Kementerian Kesehatan RI. Padahal reagen ini sudah tahunan di gunakan oleh UDD dan tidak ada masalah.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur H. Imam Utomo menegaskan, para dokter transfusi darah yang teragubung dalam Perhimpunan Dokter Transfusi darah (PDTDI) mulai kabupaten/kota, Provinsi hingga PDTDI Pusat, diminta serius menyikapi dan memperjuangkan agar Kemenkes RI segera mengeluarkan Rekomendasi atas penggunaan reagen Mindray ini.
“Kawatirnya kalau tiba tiba Kemenkes mengeluarkan surat edaran tidak mengakui akan memberikan dampak dalam produksi darah di Jawa Timur. Yang kena dampak sebenarnya tidak Jawa Timur saja melainkan seluruh Indonesia,” tegas H. Imam Utomo ketika membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) V-2025, PDTDI se Jawa Timur di Hotel Sheraton Surabaya, Kamis (15/5/2025).
Gubernur Jawa Timur dua periode tahun 1998 sampai 2008 merasa patut mempertanyakan ada apa sebenarnya belum diakuinya regane mindray oleh Kemenkes. Apakah ada persaingan usaha!. Di Jawa Timur, dari 37 UDD, hanya UDD Surabaya saja yang dianggap cukup aman jika Kemenkes benar benar memgeluarkan Rekom larangan itu keluar. Selebihnya akan mengalami kesulitan produksi.
Keperluan darah di Jawa Timur dalam setahun mencapai 750ribu kantong darah, sedangkan produksinya mencapai 1 juta kantong darah. Belakangan keperluan darah naik rata rata menjadi 800ribu kantong darah dalam setahun.
“ Saya pernah mengeluarkan imbauan agar UDD memproduksi darah secukupnya saja mengingat pemusnahan darah oleh pihak ketiga memerlukan baiayanya mahal. Kecuali jika rencana pembangunan pabrik plasma itu benar benar ada,” kata Imam Utomo dalam arahannya.
Di Jawa Timur terdapat 37 UDD, dari jumlah ini yang sudah sertifikat CPOB dari Balai POM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan) baru ada 4 yakni Kota Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Lumajang dan satu lagi yang berproses adalah UDD Tulungagung. Untuk mencapai sertifikat CPOB ongkosnya juga tidak sedikit.
“Saya sangat apresiasi atas terselenggaranya Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) V-2025 yang tidak saja melibatkan para dokter transfusi darah anggota PDTDI, melainkan PMI dan steakholder lainnya. Selamat mengikuti PIT V-2025 semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat,” kata Imam Utomo mengakhiri arahannya.
Sementara itu Ketua PDTDI Kota Surabaya dr. Martono Adi Triyoga, sebagai penyelenggara dalam laporannya menyampaikan, Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) V-2025 akan berlangsung selama tiga hari mulai Kamis (15/5/2025) diikuti lebih dari 250 peserta se Jawa Timur, terdiri dokter anggota PDTDI kabupaten/Kota, PMI, dan perwakilan dari perusahaan.
PIT V-2025 merupakan kerja bareng antara PDTDI Surabaya dengan Insan Medika Training Center didukung PDTDI Jawa Timur dan PDTDI Pusat, mengusung tema “Mengawal Mutu Pelayanan Darah Tetap Optimal”. “Kami sangat gembira karena PIT V ini ternyata peminatnya sangat tinggi,” Ujar dr. Martono yang juga kepala UDD Kota Surabaya. (*)
Gubernur Jawa Timur dua periode tahun 1998 sampai 2008 merasa patut mempertanyakan ada apa sebenarnya belum diakuinya regane mindray oleh Kemenkes. Apakah ada persaingan usaha!. Di Jawa Timur, dari 37 UDD, hanya UDD Surabaya saja yang dianggap cukup aman jika Kemenkes benar benar memgeluarkan Rekom larangan itu keluar. Selebihnya akan mengalami kesulitan produksi.
Keperluan darah di Jawa Timur dalam setahun mencapai 750ribu kantong darah, sedangkan produksinya mencapai 1 juta kantong darah. Belakangan keperluan darah naik rata rata menjadi 800ribu kantong darah dalam setahun.
“ Saya pernah mengeluarkan imbauan agar UDD memproduksi darah secukupnya saja mengingat pemusnahan darah oleh pihak ketiga memerlukan baiayanya mahal. Kecuali jika rencana pembangunan pabrik plasma itu benar benar ada,” kata Imam Utomo dalam arahannya.
Di Jawa Timur terdapat 37 UDD, dari jumlah ini yang sudah sertifikat CPOB dari Balai POM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan) baru ada 4 yakni Kota Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Lumajang dan satu lagi yang berproses adalah UDD Tulungagung. Untuk mencapai sertifikat CPOB ongkosnya juga tidak sedikit.
“Saya sangat apresiasi atas terselenggaranya Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) V-2025 yang tidak saja melibatkan para dokter transfusi darah anggota PDTDI, melainkan PMI dan steakholder lainnya. Selamat mengikuti PIT V-2025 semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat,” kata Imam Utomo mengakhiri arahannya.
Sementara itu Ketua PDTDI Kota Surabaya dr. Martono Adi Triyoga, sebagai penyelenggara dalam laporannya menyampaikan, Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) V-2025 akan berlangsung selama tiga hari mulai Kamis (15/5/2025) diikuti lebih dari 250 peserta se Jawa Timur, terdiri dokter anggota PDTDI kabupaten/Kota, PMI, dan perwakilan dari perusahaan.
PIT V-2025 merupakan kerja bareng antara PDTDI Surabaya dengan Insan Medika Training Center didukung PDTDI Jawa Timur dan PDTDI Pusat, mengusung tema “Mengawal Mutu Pelayanan Darah Tetap Optimal”. “Kami sangat gembira karena PIT V ini ternyata peminatnya sangat tinggi,” Ujar dr. Martono yang juga kepala UDD Kota Surabaya. (*)