Kelor dalam Tradisi dan Pengobatan Nusantara
0 menit baca
Tanaman Kelor dan Warisan Budaya Leluhur
Kelor bukan hanya tanaman bergizi, tapi juga simbol budaya dan warisan pengobatan Nusantara. Dari spiritual hingga medis, kelor telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Ragamjatim.id - Kelor (Moringa oleifera) bukan sekadar tumbuhan biasa. Sejak zaman nenek moyang, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia telah memanfaatkan kelor sebagai bagian dari kehidupan spiritual, kesehatan, dan budaya sehari-hari. Daunnya tak hanya dimasak, tapi juga digunakan dalam ritual dan pengobatan alami.
“Kelor telah menjadi bagian penting dari etnobotani Nusantara - tanaman sakral sekaligus obat.” Prof. Dr. Made Astawan, Guru Besar Pangan IPB
Kelor dalam Tradisi dan Ritual
“Kelor telah menjadi bagian penting dari etnobotani Nusantara - tanaman sakral sekaligus obat.” Prof. Dr. Made Astawan, Guru Besar Pangan IPB
Kelor dalam Tradisi dan Ritual
1. Penolak Gangguan Gaib
Di beberapa daerah seperti Jawa dan Bali, kelor dipercaya bisa menangkal ilmu hitam, santet, dan gangguan gaib. Daun kelor sering diletakkan di pintu masuk rumah atau digunakan dalam ritual pembersihan spiritual (ruwatan).
2. Pembersihan Jenazah
Dalam adat Jawa, daun kelor digunakan untuk memandikan jenazah. Diyakini dapat memutus hubungan ruh dengan dunia, dan memberikan ketenangan spiritual.
3. Ritual Pengusir Sial
Beberapa suku menggunakan air rendaman daun kelor untuk memandikan seseorang yang dianggap sedang terkena sial atau energi negatif.
Kelor sebagai Obat Tradisional
Di beberapa daerah seperti Jawa dan Bali, kelor dipercaya bisa menangkal ilmu hitam, santet, dan gangguan gaib. Daun kelor sering diletakkan di pintu masuk rumah atau digunakan dalam ritual pembersihan spiritual (ruwatan).
2. Pembersihan Jenazah
Dalam adat Jawa, daun kelor digunakan untuk memandikan jenazah. Diyakini dapat memutus hubungan ruh dengan dunia, dan memberikan ketenangan spiritual.
3. Ritual Pengusir Sial
Beberapa suku menggunakan air rendaman daun kelor untuk memandikan seseorang yang dianggap sedang terkena sial atau energi negatif.
Kelor sebagai Obat Tradisional
1. Obat Luka dan Bengkak
Daun kelor ditumbuk lalu ditempelkan di area bengkak, memar, atau luka ringan. Efeknya membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi nyeri.
2. Penurun Demam dan Batuk
Rebusan daun kelor digunakan sebagai obat penurun panas dan pereda batuk. Ini sudah menjadi praktik umum di pedesaan sejak lama.
3. Pelancar ASI
Dalam budaya Madura dan Bugis, kelor diberikan pada ibu menyusui karena dipercaya memperbanyak ASI dan meningkatkan daya tahan tubuh ibu.
Daun kelor ditumbuk lalu ditempelkan di area bengkak, memar, atau luka ringan. Efeknya membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi nyeri.
2. Penurun Demam dan Batuk
Rebusan daun kelor digunakan sebagai obat penurun panas dan pereda batuk. Ini sudah menjadi praktik umum di pedesaan sejak lama.
3. Pelancar ASI
Dalam budaya Madura dan Bugis, kelor diberikan pada ibu menyusui karena dipercaya memperbanyak ASI dan meningkatkan daya tahan tubuh ibu.
4. Penambah Stamina dan Obat Cacing
Air rebusan biji kelor digunakan untuk mengatasi cacingan dan meningkatkan energi.
Wilayah di Indonesia yang Mengagungkan Kelor
Air rebusan biji kelor digunakan untuk mengatasi cacingan dan meningkatkan energi.
Wilayah di Indonesia yang Mengagungkan Kelor
- NTT (Nusa Tenggara Timur): dikenal sebagai "pohon ajaib" dan sering dijadikan sayur sehari-hari.
- Jawa Tengah & Yogyakarta: kelor hadir dalam budaya keraton dan pengobatan rakyat.
- Aceh & Sumatra Barat: digunakan dalam pengobatan alternatif dan jamu-jamuan.
Kini, warisan penggunaan kelor ini berkembang dalam bentuk:
Kesimpulan
- Suplemen herbal
- Teh instan
- Minyak kelor
- Skincare berbasis kelor
Kesimpulan
Kelor bukan hanya tanaman bergizi, tapi juga simbol budaya dan warisan pengobatan Nusantara. Dari spiritual hingga medis, kelor telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Menjaga dan melestarikan pengetahuan ini adalah bagian dari menjaga identitas bangsa.(*)