Update

Rahasia yang tersimpan dibalik megahnya Candi Penataran: Mahakarya Lima Raja Nusantara

Candi Penataran, atau dikenal juga sebagai Candi Palah, merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Timur yang terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi ini menyimpan jejak sejarah panjang yang mencerminkan kejayaan lima raja dari tiga kerajaan besar: Kediri, Singhasari, dan Majapahit.

Ragamjatim.id
- Candi Penataran, atau dikenal juga sebagai Candi Palah, merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Timur yang terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi ini menyimpan jejak sejarah panjang yang mencerminkan kejayaan lima raja dari tiga kerajaan besar: Kediri, Singhasari, dan Majapahit.

Lihat juga: Candi Hindu-Budha, Peninggalan Sejarah Terbesar dan Terkenal Di Indonesia

Sejarah dan Fungsi Candi Penataran

Dibangun pada masa pemerintahan Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1194 Masehi, Candi Penataran awalnya berfungsi sebagai tempat pemujaan untuk menangkal bahaya dari Gunung Kelud yang sering meletus. Seiring waktu, candi ini terus digunakan dan diperluas oleh raja-raja berikutnya, mencerminkan pentingnya candi ini dalam kehidupan spiritual dan politik kerajaan-kerajaan di Jawa Timur.

Mahakarya Lima Raja

1. Raja Srengga (Kerajaan Kediri, 1194 M) Sebagai pendiri awal, Raja Srengga membangun candi ini sebagai bentuk perlindungan spiritual terhadap aktivitas vulkanik Gunung Kelud.

2. Raja Kertanegara (Kerajaan Singhasari, 1268–1292 M) Di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara, candi ini mengalami perluasan dan penambahan struktur, mencerminkan pengaruh agama Buddha Mahayana yang dianutnya.

3. Raja Jayanegara (Kerajaan Majapahit, 1309–1328 M) Pada masa pemerintahan Raja Jayanegara, pembangunan candi dilanjutkan, menunjukkan kesinambungan penggunaan candi sebagai pusat keagamaan dan kekuasaan.

4. Raja Hayam Wuruk (Kerajaan Majapahit, 1350–1389 M) Raja Hayam Wuruk menjadikan Candi Penataran sebagai tempat favoritnya untuk melakukan ritual keagamaan, sebagaimana tercatat dalam Kitab Negarakertagama.

5. Raja Wikramawardhana (Kerajaan Majapahit, 1389–1429 M) Pada masa pemerintahan Raja Wikramawardhana, candi ini diresmikan pada tahun 1415 M, menandai puncak kejayaan dan penyempurnaan struktur candi.

Keunikan Arsitektur dan Relief

Candi Penataran memiliki kompleks yang terbagi menjadi tiga halaman, dengan struktur utama berada di halaman paling belakang. Salah satu keunikan candi ini adalah relief-relief yang menggambarkan kisah Ramayana dan Krishnayana, mencerminkan perpaduan antara ajaran Hindu dan Buddha yang berkembang di Jawa Timur.

Makna Simbolik dan Spiritual

Candi Penataran tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol legitimasi kekuasaan raja-raja yang memerintah. Keberadaan candi ini mencerminkan upaya para raja untuk menunjukkan kekuasaan dan kedekatan mereka dengan dewa-dewa, serta sebagai pusat pendidikan agama dan spiritualitas masyarakat pada masa itu.

Lokasi dan Akses

Candi Penataran terletak sekitar 12 km timur laut Kota Blitar, Jawa Timur. Akses menuju candi ini cukup mudah, dengan jalan yang dapat dilalui kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Sebagai situs bersejarah, candi ini menjadi destinasi wisata edukatif yang menarik bagi para pengunjung yang ingin mengenal lebih dalam sejarah dan budaya Jawa Timur.

Penutup

Candi Penataran adalah saksi bisu perjalanan sejarah dan spiritualitas masyarakat Jawa Timur. Sebagai mahakarya lima raja dari tiga kerajaan besar, candi ini mencerminkan sinergi antara kekuasaan politik dan kepercayaan spiritual yang membentuk identitas budaya Indonesia. Mengunjungi candi ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan menelusuri jejak kejayaan masa lalu yang penuh makna dan pelajaran berharga.(*)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar