Gajah Mada: Sang Maha Patih Yang Menyatukan Nusantara
0 menit baca
Oleh Redaksi RagamJatim.id
RagamJatim.id - Nama Gajah Mada telah melekat kuat dalam memori sejarah Indonesia sebagai sosok legendaris yang berhasil menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Ia bukan hanya sekadar Mahapatih, tetapi juga simbol keteguhan, strategi, dan nasionalisme awal yang mengakar jauh sebelum istilah "Indonesia" dikenal dunia.
Asal Usul dan Latar Belakang Kelahiran
Meskipun tanggal pasti kelahiran Gajah Mada masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan, beberapa sumber memperkirakan ia lahir sekitar akhir abad ke-13, diperkirakan antara tahun 1290–1300 M. Tempat kelahirannya tidak disebutkan secara pasti, namun banyak teori menyebut wilayah Jawa Timur, yang saat itu merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit.
Beberapa catatan menyebutkan bahwa Gajah Mada berasal dari kalangan rakyat biasa, namun karena kecerdasannya, loyalitas, dan keahliannya dalam militer, ia kemudian naik pangkat hingga menjadi Mahapatih.
Karier Militer dan Politik
Karier Gajah Mada melejit pada masa pemerintahan Raja Jayanegara, ketika ia dipercaya sebagai pemimpin pasukan elite Bhayangkara yang menjaga keselamatan raja. Loyalitasnya diuji ketika terjadi pemberontakan Ra Kuti pada tahun 1319. Dalam insiden ini, Gajah Mada dengan sigap mengevakuasi Raja Jayanegara ke tempat aman, sehingga menyelamatkan takhta Majapahit.
Pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada dilantik sebagai Patih Amangkubhumi (Mahapatih) dan menyampaikan Sumpah Palapa yang legendaris dalam teks Pararaton:
"Lamun huwus kalah Nusantara, ingsun amukti palapa. Lamun kalah Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, ingsun amukti palapa."
Artinya: “Jika Nusantara telah takluk, barulah aku akan menikmati palapa (kenikmatan duniawi). Jika Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik telah ditaklukkan, barulah aku akan berhenti berpuasa palapa.”
Prestasi Gajah Mada untuk Nusantara
1. Menyatukan Wilayah Nusantara
Gajah Mada memimpin berbagai ekspedisi militer yang berhasil membawa wilayah-wilayah di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, bahkan sebagian Semenanjung Malaya (Pahang dan Tumasik/Singapura) ke dalam pengaruh Majapahit.
2. Membangun Administrasi dan Pemerintahan Terpusat
Ia membantu menciptakan sistem pemerintahan dan birokrasi yang tertib dan efisien di bawah kekuasaan Majapahit, sehingga memperkuat kontrol kerajaan atas wilayah taklukannya.
3. Simbol Nasionalisme Awal
Sumpah Palapa menunjukkan visi persatuan yang jauh mendahului era modern. Gajah Mada adalah simbol pertama dari semangat integrasi wilayah kepulauan Nusantara.
4. Pengaruh Diplomatik dan Ekonomi
Di bawah pengaruh Gajah Mada, Majapahit menjadi pusat perdagangan internasional, menjalin hubungan dengan kerajaan di Tiongkok, India, hingga Timur Tengah.
Akhir Hayat dan Warisan
Gajah Mada wafat sekitar tahun 1364 M, dan setelah kematiannya, pengaruh Majapahit mulai meredup. Meskipun demikian, warisan terbesarnya adalah gagasan tentang Nusantara sebagai satu kesatuan geo-politik dan budaya, yang kelak menjadi landasan penting dalam pembentukan identitas bangsa Indonesia.
Sumber Sejarah Kuno
1. Kitab Pararaton (Kitab Raja-Raja) – Naskah berbahasa Kawi yang mencatat silsilah dan peristiwa penting di Jawa, termasuk Sumpah Palapa.
2. Negarakertagama – Karya agung Mpu Prapanca pada tahun 1365 yang memuat daftar daerah-daerah kekuasaan Majapahit serta pujian terhadap Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.
3. Prasasti-prasasti Majapahit – Seperti Prasasti Kudadu dan Prasasti Waringin Pitu yang mencatat struktur kekuasaan Majapahit dan peranan tokoh-tokoh utamanya.
4. Berita Tiongkok – Seperti catatan Ma Huan dan Ying-yai Sheng-lan yang menunjukkan pengaruh Majapahit dalam perdagangan Asia Tenggara.
Kesimpulan
Gajah Mada bukan sekadar nama dalam buku sejarah. Ia adalah simbol dari kekuatan visi, ketegasan, dan komitmen terhadap kesatuan bangsa. Dalam semangat Sumpah Palapa, ia merintis jalan panjang menuju cita-cita persatuan yang kelak diwujudkan dalam Republik Indonesia.
Sumber: Kitab Pararaton, Negarakertagama oleh Mpu Prapanca, dan arsip-arsip prasasti Majapahit.
Asal Usul dan Latar Belakang Kelahiran
Meskipun tanggal pasti kelahiran Gajah Mada masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan, beberapa sumber memperkirakan ia lahir sekitar akhir abad ke-13, diperkirakan antara tahun 1290–1300 M. Tempat kelahirannya tidak disebutkan secara pasti, namun banyak teori menyebut wilayah Jawa Timur, yang saat itu merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit.
Beberapa catatan menyebutkan bahwa Gajah Mada berasal dari kalangan rakyat biasa, namun karena kecerdasannya, loyalitas, dan keahliannya dalam militer, ia kemudian naik pangkat hingga menjadi Mahapatih.
Karier Militer dan Politik
Karier Gajah Mada melejit pada masa pemerintahan Raja Jayanegara, ketika ia dipercaya sebagai pemimpin pasukan elite Bhayangkara yang menjaga keselamatan raja. Loyalitasnya diuji ketika terjadi pemberontakan Ra Kuti pada tahun 1319. Dalam insiden ini, Gajah Mada dengan sigap mengevakuasi Raja Jayanegara ke tempat aman, sehingga menyelamatkan takhta Majapahit.
Pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada dilantik sebagai Patih Amangkubhumi (Mahapatih) dan menyampaikan Sumpah Palapa yang legendaris dalam teks Pararaton:
"Lamun huwus kalah Nusantara, ingsun amukti palapa. Lamun kalah Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, ingsun amukti palapa."
Artinya: “Jika Nusantara telah takluk, barulah aku akan menikmati palapa (kenikmatan duniawi). Jika Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik telah ditaklukkan, barulah aku akan berhenti berpuasa palapa.”
Prestasi Gajah Mada untuk Nusantara
1. Menyatukan Wilayah Nusantara
Gajah Mada memimpin berbagai ekspedisi militer yang berhasil membawa wilayah-wilayah di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, bahkan sebagian Semenanjung Malaya (Pahang dan Tumasik/Singapura) ke dalam pengaruh Majapahit.
2. Membangun Administrasi dan Pemerintahan Terpusat
Ia membantu menciptakan sistem pemerintahan dan birokrasi yang tertib dan efisien di bawah kekuasaan Majapahit, sehingga memperkuat kontrol kerajaan atas wilayah taklukannya.
3. Simbol Nasionalisme Awal
Sumpah Palapa menunjukkan visi persatuan yang jauh mendahului era modern. Gajah Mada adalah simbol pertama dari semangat integrasi wilayah kepulauan Nusantara.
4. Pengaruh Diplomatik dan Ekonomi
Di bawah pengaruh Gajah Mada, Majapahit menjadi pusat perdagangan internasional, menjalin hubungan dengan kerajaan di Tiongkok, India, hingga Timur Tengah.
Akhir Hayat dan Warisan
Gajah Mada wafat sekitar tahun 1364 M, dan setelah kematiannya, pengaruh Majapahit mulai meredup. Meskipun demikian, warisan terbesarnya adalah gagasan tentang Nusantara sebagai satu kesatuan geo-politik dan budaya, yang kelak menjadi landasan penting dalam pembentukan identitas bangsa Indonesia.
Sumber Sejarah Kuno
1. Kitab Pararaton (Kitab Raja-Raja) – Naskah berbahasa Kawi yang mencatat silsilah dan peristiwa penting di Jawa, termasuk Sumpah Palapa.
2. Negarakertagama – Karya agung Mpu Prapanca pada tahun 1365 yang memuat daftar daerah-daerah kekuasaan Majapahit serta pujian terhadap Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.
3. Prasasti-prasasti Majapahit – Seperti Prasasti Kudadu dan Prasasti Waringin Pitu yang mencatat struktur kekuasaan Majapahit dan peranan tokoh-tokoh utamanya.
4. Berita Tiongkok – Seperti catatan Ma Huan dan Ying-yai Sheng-lan yang menunjukkan pengaruh Majapahit dalam perdagangan Asia Tenggara.
Kesimpulan
Gajah Mada bukan sekadar nama dalam buku sejarah. Ia adalah simbol dari kekuatan visi, ketegasan, dan komitmen terhadap kesatuan bangsa. Dalam semangat Sumpah Palapa, ia merintis jalan panjang menuju cita-cita persatuan yang kelak diwujudkan dalam Republik Indonesia.
Sumber: Kitab Pararaton, Negarakertagama oleh Mpu Prapanca, dan arsip-arsip prasasti Majapahit.