Gerak Jalan Mojokerto - Surabaya Tampil Lagi dengan Konsep & Wajah Baru
Surabaya, Ragamjatim.id – Dari tanah sejarah Majapahit hingga gerbang perjuangan Surabaya, ribuan langkah akan kembali menyusuri jalur penuh makna dalam Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto Surabaya (GJPMS) 2025. Tahun ini, kegiatan legendaris itu tampil dengan wajah baru: lebih modern, sarat pesan kebangsaan, dan didukung teknologi digital.
Diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora Jatim), GJPMS 2025 bukan sekadar agenda olahraga tahunan. Ia adalah perjalanan batin sebuah Ziarah Kebangsaan yang mengajak masyarakat mengenang perjuangan para pahlawan, sekaligus menatap arah baru Jawa Timur menuju Gerbang Baru Nusantara.
Dari Napak Tilas ke Festival Sejarah
Berawal pada 1955 sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang di Sungai Brantas, GJPMS kini berevolusi. Konsep barunya menggabungkan unsur edukasi sejarah, inovasi digital, dan semangat pariwisata olahraga.
“GJPMS bukan lagi sekadar gerak jalan, tapi panggung untuk menghidupkan kembali sejarah dan memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan secara imersif,” ujar M. Hadi Wawan Guntoro, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jatim sekaligus konseptor utama kegiatan ini.
Tahun ini, rute sejauh 55 kilometer dibagi menjadi lima zona lintas waktu, masing-masing menampilkan atmosfer khas perjalanan bangsa:
- Zona Mojopahitan, dengan replika Candi Wringin Lawang dan musik gamelan.
- Zona Pra-Kemerdekaan, bernuansa kolonial dan pergerakan nasional.
- Zona Kemerdekaan, menggugah semangat Arek Suroboyo lewat teatrikal perjuangan.
- Zona Pasca-Kemerdekaan, bernostalgia lewat budaya pop Indonesia.
- Zona Jatim Gerbang Baru Nusantara, menampilkan instalasi digital futuristik dan Wall of Hope interaktif.
Untuk pertama kalinya, GJPMS menerapkan penilaian berbasis data digital. Setiap peserta terekam melalui jejak GPS dan kamera lapangan, sedangkan sistem Artificial Intelligence (AI) menganalisis kekompakan regu secara objektif.
Namun, teknologi tidak menggantikan manusia. “Penjurian tetap dilakukan oleh tim juri. Teknologi hanya alat bantu. Keputusan pemenang nanti berdasar data dan fakta di lapangan,” tegas Hadi Wawan.
Ribuan Peserta dan Semangat Baru Relawan
Antusiasme publik meningkat signifikan. Jika tahun lalu tercatat 4.320 peserta, tahun ini jumlahnya melampaui 5.000 orang dari berbagai kalangan pelajar, komunitas olahraga, hingga aparatur sipil negara.
Dispora Jatim juga membuka seleksi relawan di setiap zona, memberi ruang bagi masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam pengelolaan dan pelayanan peserta.
Harapan Besar: Dari Olahraga ke Industri
Kepala Dispora Jawa Timur Hadi Wawan menegaskan bahwa GJPMS 2025 menjadi momentum kebangkitan olahraga berbasis pariwisata.
“Kami ingin menjadikan GJPMS sebagai ikon sport tourism dan sport industry di Jawa Timur. Setiap langkah peserta bukan hanya penghormatan pada sejarah, tapi juga energi untuk masa depan ekonomi kreatif,” ujarnya.
Perpaduan Sejarah, Teknologi, dan Partisipasi Publik
Dengan dukungan penuh pemerintah daerah, pelibatan UMKM, dan festival budaya rakyat, GJPMS 2025 diproyeksikan menjadi peristiwa yang menyatukan generasi, melintasi waktu dan makna.
Bukan sekadar lomba ketahanan fisik, melainkan perjalanan simbolik, dari kejayaan masa lalu menuju optimisme masa depan Jawa Timur sebagai pintu gerbang Nusantara.
