Kelor: Tanaman Ajaib yang Kaya Manfaat, Sejarah Panjang dan Potensi Masa Depan
0 menit baca
Apa Itu Kelor?
Ragamjatim.id - Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman asli India bagian utara dan telah menyebar luas ke berbagai belahan dunia tropis, termasuk Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.
Ragamjatim.id - Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman asli India bagian utara dan telah menyebar luas ke berbagai belahan dunia tropis, termasuk Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.
Di Indonesia, kelor tumbuh subur dan dikenal luas sebagai tanaman herbal serba guna.
“Kelor adalah tanaman yang hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan, dari akar hingga biji.” Dr. Monica Marcu, ahli farmakologi dan penulis buku The Miracle Tree
Sejarah Kelor: Dari India Kuno ke Dapur Indonesia
Kelor telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan Ayurveda di India. Sejak 150 SM, kelor dikenal sebagai tanaman penyembuh 300 penyakit. Bangsa Mesir Kuno juga memanfaatkan minyak biji kelor untuk perawatan kulit dan pengawetan jenazah.
Di Nusantara, kelor telah lama digunakan dalam tradisi pengobatan Jawa dan bahkan memiliki tempat dalam kepercayaan spiritual. Dalam budaya Jawa, kelor dipercaya bisa menangkal hal-hal negatif.
Kandungan Gizi Daun Kelor
Menurut data USDA dan riset lokal, dalam 100 gram daun kelor terkandung:
Kelor bukan sekadar tanaman pinggir pekarangan, tetapi aset herbal dengan manfaat luar biasa. Dari sejarah panjangnya di India kuno, sampai potensi ekspor modern, kelor adalah tanaman masa depan yang bisa menjawab tantangan gizi dan kesehatan global.(*)
“Kelor adalah tanaman yang hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan, dari akar hingga biji.” Dr. Monica Marcu, ahli farmakologi dan penulis buku The Miracle Tree
Sejarah Kelor: Dari India Kuno ke Dapur Indonesia
Kelor telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan Ayurveda di India. Sejak 150 SM, kelor dikenal sebagai tanaman penyembuh 300 penyakit. Bangsa Mesir Kuno juga memanfaatkan minyak biji kelor untuk perawatan kulit dan pengawetan jenazah.
Di Nusantara, kelor telah lama digunakan dalam tradisi pengobatan Jawa dan bahkan memiliki tempat dalam kepercayaan spiritual. Dalam budaya Jawa, kelor dipercaya bisa menangkal hal-hal negatif.
Kandungan Gizi Daun Kelor
Menurut data USDA dan riset lokal, dalam 100 gram daun kelor terkandung:
- Protein: 9,4 gram
- Vitamin C: 51,7 mg
- Vitamin A (beta karoten): 6.780 IU
- Kalsium: 185 mg
- Zat Besi: 4 mg
- Antioksidan: quercetin, klorogenik, beta-karoten
- Menurunkan Gula Darah. Daun kelor membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Cocok untuk penderita diabetes.
- Menurunkan Kolesterol. Kelor mengandung sterol tanaman yang bekerja seperti simvastatin alami.
- Menjaga Daya Tahan Tubuh. Vitamin C dan polifenol membantu memperkuat imun dari serangan virus dan bakteri.
- Mengatasi Peradangan. Kandungan isothiocyanate terbukti mengurangi peradangan sendi dan pembengkakan.
- Meningkatkan Produksi ASI. Banyak digunakan sebagai pelancar ASI bagi ibu menyusui.
- Mencegah Anemia. Kaya zat besi, sangat baik untuk wanita dan remaja putri.
- Anti-aging Alami. Antioksidan tinggi memperlambat kerusakan sel akibat radikal bebas.
Iklim dan Tanah
- Tumbuh optimal di dataran rendah tropis (ketinggian <700 mdpl)
- Suhu ideal: 20–35°C
- Toleran tanah kering dan berbatu
- Dapat tumbuh di lahan tandus
Siapkan lahan terbuka dan gembur.
- Gunakan biji kelor tua atau stek batang.
- Jarak tanam: 1 m x 1 m untuk produksi daun.
- Siram rutin selama awal pertumbuhan.
- Panen pertama bisa dilakukan setelah 2 bulan.
Pemangkasan rutin akan merangsang pertumbuhan daun. Kelor tahan terhadap sebagian besar hama dan penyakit.
Cara Mengolah Kelor: Teh, Sayur, dan Suplemen
Cara Mengolah Kelor: Teh, Sayur, dan Suplemen
Cara Membuat Teh Kelor
- Cuci bersih daun kelor segar.
- Jemur hingga kering total (jangan sampai gosong).
- Tumbuk halus atau masukkan ke dalam teh celup.
- Seduh dengan air panas selama 3–5 menit.
- Tambahkan madu atau jeruk nipis jika suka.
- Sayur bening daun kelor: populer di Jawa Timur dan NTT.
- Kapsul kelor: dari daun kering, populer sebagai suplemen herbal.
- Masker kelor alami: dicampur madu untuk perawatan kulit.
- Biji kelor digunakan sebagai bahan alami untuk penjernih air.
- Akar kelor menyerap logam berat dan membantu remediasi tanah tercemar.
- Tumbuh cepat, cocok untuk reboisasi lahan kritis.
Efek Samping
- Konsumsi berlebih bisa memicu diare atau gangguan lambung.
- Akar dan kulit batang berisiko toksik jika dikonsumsi mentah.
- Wanita hamil sebaiknya tidak mengonsumsi akar kelor.
- 1–2 sendok teh serbuk kelor/hari (untuk teh atau smoothie)
- Maksimal 100 gram daun segar/hari
- Pastikan kelor bebas pestisida atau polusi
Ekspor daun kelor kering dari Indonesia meningkat pesat ke Jepang dan Eropa.
Kesimpulan
- Produk turunannya seperti minyak kelor, kapsul, dan teh herbal bernilai tinggi.
- Bisa dikembangkan sebagai tanaman industri skala kecil di desa.
Kesimpulan
Kelor bukan sekadar tanaman pinggir pekarangan, tetapi aset herbal dengan manfaat luar biasa. Dari sejarah panjangnya di India kuno, sampai potensi ekspor modern, kelor adalah tanaman masa depan yang bisa menjawab tantangan gizi dan kesehatan global.(*)